Bandung, Senin, 26 November 2012, 22.11 (Ruang penuh pemikiran)
Malam ini saya baru pulang dari kegiatan yang selama 4 bulan
menguras waktu tenaga pikiran saya bersama 3 rekan saya. Kakak2 senior saya yg saya
sudah anggap mrka org2 dekat saya. Entah
mengapa hari ini saya anggap semua berjalan semestinya walaupun ada beberapa
perubahan, saya mengerti semua bisa terjadi begitu saja, saya sempat sedikit kecewa dengan salah satu rekan yang sudak sayang saya pikir juga bias menjadi kakak saya, tetapi semua hanya enjoy yang
ada di pikirannya, haha, di dalam benakku sepengetahuanku, dan sepenglihatanku.
Ini semua masalah birokrasi, aku memang tak mengerti apa itu
birokrasi yang kata kamus besar bahasa Indonesia adalah 1, system pemerintahan
yg dijalankan oleh pegawai pemerintahan karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan, 2 cara
bekerja atau susunan pekerjaan yang serba LAMBAN, serta menurut tata aturan
(adat dsb) yang banyak liku-likunya dsb.
Jelas hal ini memacu saya berfikir mengapa Indonesia belum
semaju negara2 lain yg ada disekitarnya, karena dari hal terkecil pun seperti
dalam organisasi mahasiswa masih saling mengandalkan, menumbalkan, dan masalah
klasik seperti koordinasi, bagaimana sebuah Negara bisa maju bila ujung
tombaknya pun rapuh, mau tidak mau, acuh tak acuh.
Memang sulit menentukan sikap ketika sedang terdesak, tapi
setau aku bukankah seorang pemimpin tidak akan pernah mengorbankan rakyatnya???
Saya rasa tidak akan selalu efektif bila seorang pemimpin berfikir demokratis
selalu, liberal selalu, atau otoriter. Tapi dia harus memiliki dan mampu
bersikap TFDF.!! Bukankan itu yg diajarkan di kelas saat pembinaan mahasiswa baru?
Saya heran kenapa menunggu genting baru bisa berfikir,
mengapa bukan saya saja? Mengapa enggan bertindak, ,mengapa kata2 “getting things
trought other people” di artikan secara sakelek,. Dan tanpa contoh?
Saya ingin pemimpin yang amanah, think fast do fast, yang
bisa membawa kami ke arah yg lebih baik, bukan seperti ini… revolusi bisa
terjadi, saya harap secara keseluruhan, bukan pemimpin yang menjadi boneka,
bukan pemimpin yang berlindung mencari2 tempat amat dibalik kesalahan
anggotanya. Yang dapat mengayomi, yang memberi kita semangat lagi bukan malah
melihatnya tak bersemangat.
tapi kemudian saya mendapatkan jawaban dari setelah proses berfikirnya saya... beberapa hari saya mulai menemukan jawaban2 atas pertanyaan-pertanyaan, dan keluhan atas masalah saya diatas..
Ya saya setuju sekali dengan pendapat, bahwa seorang
pemimpin harus bijak, sense tinggi, dan berusaha terlihat sempurna. Saya tau saya sedang berkuliah di sebuah perguruan tinggi. dan saya tau ini bukan tempat untuk mencari2 pemimpin yang sempurna. Tapi disitu tempat dimana
seseorang ditempa menjadi seorang pemimpin. Artinya, dalam sebuah Universitas,
disitu tempat orang belajar menjadi pemimpin, bukan mencari pemimpin. Nah,
sangat wajaaaaar sekali bila hal2 yg melenceng dari kriteria pemimpin itu kamu
temukan di universitas. Sekali lagi, saya bilang, Sangat wajar.
Kalau kamu butuh solusi tindakan, bisa
ajukan hal ini.
Dalam sebuah kegiatan /acara, diperlukan sebuah koordinasi
yg baik. Artinya, kamu hrs bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Right? Haha..
Ya, kamu kerjakan tugas kamu seperti apa. Don’t see
other task on different people, but
focus on your job. Tapi Kamu hrs persiapkan plan A, plan B, plan C. jangan
khawatir, kalau plan A tidak sesuai dengan rencana, masih banyak kan 25 abjad
lain? Benar apa benar?
Lah hubungannya apa?
Gini loh, ketika think fast, sebenernya disitu bukan berpikir secara cepat
tepat plaakkk gitu tah taktaktaktak.. tapi, beralih ke plan lain yang lebih
cocok, secara matang dan tepat.untuk itu, harus dimatangkan terlebih dahulu
konsepnya seperti apa dan kamu harus siap lah segala kemungkinan buruk yang
terjadi. Nah, untuk itulah adanya plan A, plan B , plan C..
Ga usah kamu hiraukan dengan pemimpin yang mengorbankan rakyatnya, tak usah pikirkan
siapa namanya, tapi yang harus kamu lakukan adalah menyelamatkan yang menjadi
korban2nya, ok? Lah kalau saya jadi
pengganti korban nya gimana? Atau saya
itu yang jadi korbannya? Haha.. tenang..
“ketika kamu melakukan apa yang orang lain tidak lakukan, maka kamu akan mendapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan”
Ah saya kecewa dengan
sistemnya, saya ga suka sosok pemimpin kaya gini. Apa betul km harus bilang
gitu?
Haha.. saya pikir gini loh, ketika kamu bilang seperti itu
dibelakang secara sembunyi2, saya yakin, orang itu tidak akan berubah sikapnya
dan akan seperti itu terus. Karena dia tdk tau apa kesalahan mereka. Benar apa
benar hayoo?
Saran saya, kamu harus menyediakan waktu luang kamu untuk
berbicara mengenai kekurangan mereka selama menjadi pemimpin. Kamu kritik, tapi
kamu kasih saran LANGSUNG DI DEPAN ORANGNYA. itulah yang menjadikan dia sadar
bahwa selama dia menjadi pemimpin banyak yg salah. Namanya belajar boleh dong
kita saling mengoreksi. Iya apa iya?
Masalah di terima atau tidaknya kritikan dan saran kamu, yg
penting kamu udah berusaha. Benar apa benar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar