Sabtu, 31 Mei 2014

MENCARI SOSOK PEMIMPIN IDEAL DI KAMPUS, MUNGKINKAH?





Bandung, Senin, 26 November 2012, 22.11 (Ruang penuh pemikiran)




Malam ini saya baru pulang dari kegiatan yang selama 4 bulan menguras waktu tenaga pikiran saya bersama 3 rekan saya. Kakak2 senior saya yg saya sudah anggap mrka org2 dekat saya. Entah mengapa hari ini saya anggap semua berjalan semestinya walaupun ada beberapa perubahan, saya mengerti semua bisa terjadi begitu saja, saya sempat sedikit kecewa dengan salah satu rekan yang sudak sayang saya pikir juga bias menjadi kakak saya, tetapi semua hanya enjoy yang ada di pikirannya, haha, di dalam benakku sepengetahuanku, dan sepenglihatanku.




Ini semua masalah birokrasi, aku memang tak mengerti apa itu birokrasi yang kata kamus besar bahasa Indonesia adalah 1, system pemerintahan yg dijalankan oleh pegawai pemerintahan karena telah berpegang  pada hierarki dan jenjang jabatan, 2 cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba LAMBAN, serta menurut tata aturan (adat dsb) yang banyak liku-likunya dsb.



Jelas hal ini memacu saya berfikir mengapa Indonesia belum semaju negara2 lain yg ada disekitarnya, karena dari hal terkecil pun seperti dalam organisasi mahasiswa masih saling mengandalkan, menumbalkan, dan masalah klasik seperti koordinasi, bagaimana sebuah Negara bisa maju bila ujung tombaknya pun rapuh, mau tidak mau, acuh tak acuh. 




Memang sulit menentukan sikap ketika sedang terdesak, tapi setau aku bukankah seorang pemimpin tidak akan pernah mengorbankan rakyatnya??? Saya rasa tidak akan selalu efektif bila seorang pemimpin berfikir demokratis selalu, liberal selalu, atau otoriter. Tapi dia harus memiliki dan mampu bersikap TFDF.!! Bukankan itu yg diajarkan di kelas saat pembinaan mahasiswa baru?




Saya heran kenapa menunggu genting baru bisa berfikir, mengapa bukan saya saja? Mengapa enggan bertindak, ,mengapa kata2 “getting things trought other people” di artikan secara sakelek,. Dan tanpa contoh? 




Saya ingin pemimpin yang amanah, think fast do fast, yang bisa membawa kami ke arah yg lebih baik, bukan seperti ini… revolusi bisa terjadi, saya harap secara keseluruhan, bukan pemimpin yang menjadi boneka, bukan pemimpin yang berlindung mencari2 tempat amat dibalik kesalahan anggotanya. Yang dapat mengayomi, yang memberi kita semangat lagi bukan malah melihatnya tak bersemangat.




tapi kemudian saya mendapatkan jawaban dari setelah proses berfikirnya saya... beberapa hari saya mulai menemukan jawaban2 atas pertanyaan-pertanyaan, dan keluhan atas masalah saya diatas..




Ya saya setuju sekali dengan pendapat, bahwa seorang pemimpin harus bijak, sense tinggi, dan berusaha terlihat sempurna. Saya tau saya sedang berkuliah di sebuah perguruan tinggi. dan saya tau ini bukan tempat untuk mencari2 pemimpin yang sempurna. Tapi disitu tempat dimana seseorang ditempa menjadi seorang pemimpin. Artinya, dalam sebuah Universitas, disitu tempat orang belajar menjadi pemimpin, bukan mencari pemimpin. Nah, sangat wajaaaaar sekali bila hal2 yg melenceng dari kriteria pemimpin itu kamu temukan di universitas. Sekali lagi, saya bilang, Sangat wajar. 




Kalau kamu butuh solusi tindakan, bisa ajukan hal ini.



Dalam sebuah kegiatan /acara, diperlukan sebuah koordinasi yg baik. Artinya, kamu hrs bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain. Right? Haha..



Ya, kamu kerjakan tugas kamu seperti apa. Don’t see other  task on different people, but focus on your job. Tapi Kamu hrs persiapkan plan A, plan B, plan C. jangan khawatir, kalau plan A tidak sesuai dengan rencana, masih banyak kan 25 abjad lain? Benar apa benar?




Lah hubungannya apa? Gini loh, ketika think fast, sebenernya disitu bukan berpikir secara cepat tepat plaakkk gitu tah taktaktaktak.. tapi, beralih ke plan lain yang lebih cocok, secara matang dan tepat.untuk itu, harus dimatangkan terlebih dahulu konsepnya seperti apa dan kamu harus siap lah segala kemungkinan buruk yang terjadi. Nah, untuk itulah adanya plan A, plan B , plan C..



Ga usah kamu hiraukan dengan pemimpin yang  mengorbankan rakyatnya, tak usah pikirkan siapa namanya, tapi yang harus kamu lakukan adalah menyelamatkan yang menjadi korban2nya, ok?  Lah kalau saya jadi pengganti korban nya gimana?  Atau saya itu yang jadi korbannya? Haha.. tenang..



“ketika kamu melakukan apa yang orang lain tidak lakukan, maka kamu akan mendapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan”



Ah saya kecewa dengan sistemnya, saya ga suka sosok pemimpin kaya gini. Apa betul km harus bilang gitu?



Haha.. saya pikir gini loh, ketika kamu bilang seperti itu dibelakang secara sembunyi2, saya yakin, orang itu tidak akan berubah sikapnya dan akan seperti itu terus. Karena dia tdk tau apa kesalahan mereka. Benar apa benar hayoo?



Saran saya, kamu harus menyediakan waktu luang kamu untuk berbicara mengenai kekurangan mereka selama menjadi pemimpin. Kamu kritik, tapi kamu kasih saran LANGSUNG DI DEPAN ORANGNYA. itulah yang menjadikan dia sadar bahwa selama dia menjadi pemimpin banyak yg salah. Namanya belajar boleh dong kita saling mengoreksi. Iya apa iya?



Masalah di terima atau tidaknya kritikan dan saran kamu, yg penting kamu udah berusaha. Benar apa benar?







Tidak ada komentar:

Posting Komentar